Bisnis bisa tercipta atas alasan apapun. Namun cerita bisnis yang paling indah adalah ketika sebuah bisnis lahir dari cinta. Ini adalah salah satu ceritanya.
Kala itu dunia sedang dilanda apa yang dikenal dengan The Great Depression. Sebuah petaka ekonomi yang bermula dari Amerika Serikat pada tahun 1929 dan berakhir tahun 1941. Hancurnya ekonomi dunia saat itu mengakibatkan 1 dari 3 penduduk kehilangan pekerjaannya. Tingkat kesejahteraan masyarakat berada di titik terendah sepanjang masa.
Ole Kirk Christiansen adalah seorang tukang kayu yang tinggal di Denmark. Dia memproduksi tangga dan papan kayu kemudian menjualnya sendiri untuk bisa bertahan hidup. Namun apa daya, di tengah situasi ekonomi yang berada di titik nadir tersebut, orang lebih memilih membeli makanan dibandingkan tangga atau papan kayu.
Bisnis rumahan Christiansen pun bangkrut. Saat itu dia bingung bagaimana dia bisa menghidupi istri dan keempat anaknya. Seolah nasib buruk Christiansen dan keluarga tidak cukup, tidak lama setelah itu istri Christiansen meninggal dunia. Tahun itu merupakan tahun paling kelam dalam hidupnya.
Christiansen sangat mencintai anak-anaknya. Berbulan-bulan semenjak kematian sang istri, di rumahnya yang ada hanya kehampaan. Tidak ada lagi tawa canda yang terdengar. Tidak tahan melihat anak-anaknya bersedih hati, Christiansen pun bertekad berbuat sesuatu untuk mereka.
Christiansen kemudian memanfaatkan keahliannya sebagai tukang kayu untuk membuat mainan bagi anak-anaknya. Harapannya, mainan sederhana itu akan bisa membuat anak-anaknya melupakan kesedihan mereka. Mainan yang ia buat adalah sebuah bebek-bebekan yang terbuat dari potongan kayu. Ternyata, anak-anak Christiansen sangat menyukai mainan itu. Tawa dan canda pun kembali terdengar di rumah mungil itu.
Melihat kebahagiaan yang kembali hadir di rumahnya, Christiansen berpikir. Jika mainan itu bisa membuat anak-anaknya bahagia, maka pastinya mainan itu bisa juga membuat anak-anak lain di luar sana menjadi bahagia. Kenapa aku tidak membuat mainan kayu yang lebih banyak?
Christiansen memutuskan untuk membuat beberapa variasi mainan. Christiansen berharap, jika dia bisa menemukan orang yang mau membeli mainan itu, maka bukan hanya ia bisa menghadirkan kebahagiaan bagi anak-anak lain, Christiansen pun bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan untuk anak-anaknya.
Perlahan, orang-orang mulai membeli mainan buatan Christiansen. Ia pun mulai membuat mainan lebih banyak lagi. Maka di tahun itu, tepatnya 1932, lahirlah sebuah perusahaan bernama LEGO yang berasal dari bahasa Denmark yang berarti 'bermainlah dengan asyik' (play well).
Pada tahun 1958, Christiansen meninggal dunia. Anaknya yang ketiga, Godtfred meneruskan usaha yang dibangun ayahnya itu. Dari tangan Godtfred, lahirlah LEGO syatem, mainan berupa batangan plastik warna-warni yang bisa saling dikaitkan.
Kini, 65 tahun semenjak Christiansen membuat mainan bebek-bebekan dari kayu untuk anak-anaknya. Mainan LEGO dijual di lebih dari 130 negara dan jutaan anak-anak di dunia menghabiskan waktu lima milyar jam per tahun memainkan LEGO.
LEGO adalah perusahaan yang lahir karena cinta.
Dan karena cinta itulah, maka LEGO mampu bertahan, tumbuh serta mewarnai dunia.
Maka apapun usaha yang saat ini Anda jalankan, hadirkanlah cinta didalamnya. Memang semua usaha bertujuan untuk menciptakan keuntungan. Namun jangan reduksi usaha Anda itu hanya sekedar mengejar angka-angka.
Bangun usaha Anda untuk membahagiakan orang tua Anda. Pasangan hidup dan anak-anak Anda. Kembangkan usaha Anda agar Anda bisa mengurai banyak senyum diwajah keluarga karyawan Anda dan jutaan pelanggan yang Anda layani.
Kereen Coach, tulisannya tajam, berisi dan memiliki nyawa.. panutan.. Ingin sekali bisa belajar dan dibimbing langsung sm Coach In